Here I'm

Di sini tempat aku mencurahkan semua isi hati dan pikiran..

Rabu, 27 April 2011

Wina ku..

Tingkahnya makin lucu dan menggemaskan. Walaupun tergolong pendiam, tp ternyata dia tak kalah usil dari kakaknya.
Ketika aku sedang menyiapkan kado untuk teman kakaknya yg hendak berulang tahun, dia berdiri di atas kertas kado yg kuhamparkan di lantai. Ketika kutatap wajahnya, bukannya menyingkir dia malah meringis kegirangan. Memamerkan deretan giginya yg besar2.
Atau ketika tanpa rasa bersalah, dia tiduran di atas majalah yg sedang dibaca kakaknya. Akibatnya, si kakak berteriak2 kesal. Tapi dia seolah2 tak peduli dgn teriakan kakaknya.
Walaupun belum banyak kosakata yg dia kuasai,tp dia sangat2 mengerti apa yg diucapkan orang lain. Pernah suatu hari, ketika neneknya sedang membersihkan beras "Tangannya ga boleh pegang2 beras ya", neneknya mengingatkan. Kemudian, apa yg dia lakukan? Sambil berpegangan tembok, dia gunakan kakinya untuk menyentuh beras yg sudah dibersihkan. "Aduuh, pinter banget sih, ga boleh pakai tangan, jadi pakai kaki. Salah ya nenek ngasi tahunya," kata neneknya.
Suatu waktu aku mengajarinya mengucap kata "BUNDA", sambil tersenyum nakal dia berucap "AYAH". Tampaknya dia tau, aku akan sedikit kesal kalau dia mengucapkan kata "ayah" dengan fasihnya, sementara dia belum bs mengucap kata "bunda".
Masih banyak tingkah lucu Wina, yg seringkali membuatku tersenyum ketika hati sedang kesal.
Mungkin begitulah anak2. Hatinya yg masih bersih tanpa dosa, selalu mampu menghadirkan senyum kebahagiaan bagi orang2 disekelilingnya.
Kutuliskan ini, supaya kelak, ketika Wina sdh dewasa, dia bisa membaca sedikit gambaran "keusilan" nya ketika kecil.

Senin, 18 April 2011

Uban

"Bun, aku cariin ubannya ya". Kata2 Salsa yang terucap sebulan yg lalu itu terasa sedikit mengejutkanku. Uban? Apa mmg skrg sudah waktunya aku beruban? Dengan santainya kujawab permintaan dr anak sulungku ini. "Ya udah, cari aja kalau ada". "Ya adalah, mosok ga ada, kan bunda udah tua." Ya ampun, lugu banget sih kak. Bikin hati Bunda "tercabik2" (hehehehe, lebay..).
Sambil berusaha menemukan uban di kepalaku, Salsa bertanya lagi,"Emang Bunda sama ayah tuaan mana sih?" Dengan sewotnya aku menjawab "Ya tuaan ayahlah". "Hoooo, pantesan ayah ubannya udah banyak",celutuk Salsa. Ayahnya cm senyum2 mendengar obrolan kami, dan aku tertawa puas mendengar kata2 Salsa. Habis, biasanya suamiku selalu iseng mengatakan kalau kami seumuran, padahal jelas2 kami berbeda 7 tahun. Tapi hrs kuakui sih, wajah suamiku bisa dibilang awet muda. Atau memang rata2 laki2 spt itu ya?
Kembali ke masalah uban. beberapa hari terakhir ini, Salsa jadi punya hobi baru. Mencari ubanku. Paling banyak  3 helai rambut putih dia bisa dapat. Tapi itu sudah cukup menyadarkanku, bahwa aku sudah tak muda lagi. Uban adalah satu pertanda yang diberikan oleh sang Pencipta. Bahwa manusia tdklah kekal. Bahwa suatu saat Dia akan Mengambil semua keindahan yang kita miliki, hingga kita kembali kepadaNya, dalam keadaan tak memiliki apa2. Namun suatu saat nanti kita akan dihidupkan kembali dalam keabadian,dengan keindahan dan kecantikan yg tak akan pernah pudar (Amiin, InsyaAllah..)
Rasanya, aku harus makin banyak berfikir dan merenung, sudah cukupkah bekal yang kubawa untuk menemui Zat yang Maha Agung ? Rasanya masih jauh dr cukup.
Ya Allah, hamba bukan manusia suci yang pantas berada di Surga Mu, namun hamba takut jika berada di neraka Mu. Hamba hanya berharap Belas dan Kasih Sayang Mu yaa Rab...