Tingkahnya makin lucu dan menggemaskan. Walaupun tergolong pendiam, tp ternyata dia tak kalah usil dari kakaknya.
Ketika aku sedang menyiapkan kado untuk teman kakaknya yg hendak berulang tahun, dia berdiri di atas kertas kado yg kuhamparkan di lantai. Ketika kutatap wajahnya, bukannya menyingkir dia malah meringis kegirangan. Memamerkan deretan giginya yg besar2.
Atau ketika tanpa rasa bersalah, dia tiduran di atas majalah yg sedang dibaca kakaknya. Akibatnya, si kakak berteriak2 kesal. Tapi dia seolah2 tak peduli dgn teriakan kakaknya.
Walaupun belum banyak kosakata yg dia kuasai,tp dia sangat2 mengerti apa yg diucapkan orang lain. Pernah suatu hari, ketika neneknya sedang membersihkan beras "Tangannya ga boleh pegang2 beras ya", neneknya mengingatkan. Kemudian, apa yg dia lakukan? Sambil berpegangan tembok, dia gunakan kakinya untuk menyentuh beras yg sudah dibersihkan. "Aduuh, pinter banget sih, ga boleh pakai tangan, jadi pakai kaki. Salah ya nenek ngasi tahunya," kata neneknya.
Suatu waktu aku mengajarinya mengucap kata "BUNDA", sambil tersenyum nakal dia berucap "AYAH". Tampaknya dia tau, aku akan sedikit kesal kalau dia mengucapkan kata "ayah" dengan fasihnya, sementara dia belum bs mengucap kata "bunda".
Masih banyak tingkah lucu Wina, yg seringkali membuatku tersenyum ketika hati sedang kesal.
Mungkin begitulah anak2. Hatinya yg masih bersih tanpa dosa, selalu mampu menghadirkan senyum kebahagiaan bagi orang2 disekelilingnya.
Kutuliskan ini, supaya kelak, ketika Wina sdh dewasa, dia bisa membaca sedikit gambaran "keusilan" nya ketika kecil.
Ketika aku sedang menyiapkan kado untuk teman kakaknya yg hendak berulang tahun, dia berdiri di atas kertas kado yg kuhamparkan di lantai. Ketika kutatap wajahnya, bukannya menyingkir dia malah meringis kegirangan. Memamerkan deretan giginya yg besar2.
Atau ketika tanpa rasa bersalah, dia tiduran di atas majalah yg sedang dibaca kakaknya. Akibatnya, si kakak berteriak2 kesal. Tapi dia seolah2 tak peduli dgn teriakan kakaknya.
Walaupun belum banyak kosakata yg dia kuasai,tp dia sangat2 mengerti apa yg diucapkan orang lain. Pernah suatu hari, ketika neneknya sedang membersihkan beras "Tangannya ga boleh pegang2 beras ya", neneknya mengingatkan. Kemudian, apa yg dia lakukan? Sambil berpegangan tembok, dia gunakan kakinya untuk menyentuh beras yg sudah dibersihkan. "Aduuh, pinter banget sih, ga boleh pakai tangan, jadi pakai kaki. Salah ya nenek ngasi tahunya," kata neneknya.
Suatu waktu aku mengajarinya mengucap kata "BUNDA", sambil tersenyum nakal dia berucap "AYAH". Tampaknya dia tau, aku akan sedikit kesal kalau dia mengucapkan kata "ayah" dengan fasihnya, sementara dia belum bs mengucap kata "bunda".
Masih banyak tingkah lucu Wina, yg seringkali membuatku tersenyum ketika hati sedang kesal.
Mungkin begitulah anak2. Hatinya yg masih bersih tanpa dosa, selalu mampu menghadirkan senyum kebahagiaan bagi orang2 disekelilingnya.
Kutuliskan ini, supaya kelak, ketika Wina sdh dewasa, dia bisa membaca sedikit gambaran "keusilan" nya ketika kecil.